Menarik sekali apa yang ditulis oleh saudara
Ngalimun tentang “Sinyal Positif Gerakan Profesor Mengajar” (Suara Merdeka, 14/2013).
Dalam tulisanya Ngalimun memaparkan bahwa ada lima hikmah utama yang bisa
dipetik dari gerakan ”Professor Unnes Go to Schools” yaitu motivasi bagi guru untuk mendidik lebih baik, bukti kepedulian
profesor terhadap pendidikan di bawah perguruan tinggi, adanya sinergi
keilmuan, penerang atas polemik kurikulum 2013
serta memperbaiki pendidikan adalah tugas bersama.
Gerakan profesor mengajar yang diselenggarakan oleh
Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan sebuah ide brilian yang patut
kita apresiasi. Karena selama ini ada kesan bahwa profesor hanya mempunyai
tugas untuk mengajar mahasiswa di perguruan tinggi, sementara tugas mendidik dan
mengajar para siswa merupakan tanggungjawab para guru semata. Namun semua kesan
itu terpatahkan dengan adanya gerakan profesor mengajar yang dimotori oleh
Unnes.
Mengajar mahasiswa dengan siswa tentu memiliki
banyak sekali perbedaan, yaitu pertama,
mahasiswa merupakan peserta didik yang sudah mandiri sementara siswa sekolah
berproses untuk bisa mandiri. Dalam hal ini tentu saja akan lebih mudah
mengajar mahasiswa karena ketika mereka diberikan tugas oleh pendidiknya mereka
akan menyelesaikan dengan sendirinya. Sementara siswa harus senantiasa
dibimbing, diarahkan dan didampingi.
Kedua, mahasiswa merupakan pribadi yang sudah stabil secara
intelektual, mental dan emosional sementara siswa biasanya adalah pribadi yang
masih labil baik mental dan emosionalnya.
Oleh sebab itulah mendidik siswa sekolah yang masih labil akan lebih sulit
dibandingkan dengan mendidik para mahasiswa yang sudah mapan dalam hal
berpikir, bersikap dan bertindak.
Ketiga, perbedaan dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran di perguruan tinggi lebih fokus kepada kemandirian mahasiswa (student centered) sementara proses
pembelajaran di sekolah biasanya lebih mengandalkan kemampuan guru (teacher centered). Hal itulah yang
akhirnya menjadikan pembelajaran di PT lebih dinamis (fleksibel) sementara
proses pembelajaran di sekolah cenderung statis (kaku).
Oleh sebab itulah dengan adanya gerakan
profesor mengajar di sekolah-sekolah diharapkan akan mampu memberikan warna
baru serta perubahan yang cukup signifikan terhadap proses pembelajaran di
sekolah-sekolah agar lebih dinamis dan menyenangkan.
Khusus bagi para guru, adanya gerakan ”Professor Unnes Go to Schools” hendaknya dijadikan sebagai sebuah moment untuk melakukan perbaikan dalam
proses mengajar. Para guru yang sekolahnya kebetulan didatangi oleh para guru
besar Unnes tersebut seharusnya dapat mengambil pelajaran bagaimana seharusnya
menjadi pendidik dan pengajar yang benar-benar profesional bagi peserta
didiknya.
Guru harus bisa meneladani apa yang
dilakukan oleh para guru besar Unnes dalam mengajar siswa sekolah. Penulis
yakin bahwa metode yang digunakan oleh seorang profesor dalam mendidik siswa
berbeda dengan kebiasaan yang dilakukan oleh para guru. Keluasan ilmu
pengetahuan, pengalaman dan metode yang dimiliki oleh guru besar tentu akan
menjadikan proses pembelajaran menjadi semakin menarik dan berkualitas.
Bukan hanya itu saja, guru diharapkan
tidak malu untuk bertanya dan berdiskusi dengan para profesor tentang berbagai
permasalahan yang dihadapi saat proses pembelajaran berlangsung. Penulis yakin,
para guru besar yang tergabung dalam program ”Professor
Unnes Go to Schools” akan dengan
senang hati memberikan masukan dan solusi yang bijak tentang bagaimana
seharusnya menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses
pembelajaran.
Program ”Professor
Unnes Go to Schools” merupakan
langkah awal untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia secara umum,
khususnya pendidikan di Jawa Tengah. Gerakan ini harus menjadi motivasi bagi
perguruan tinggi lainnya untuk melakukan hal serupa sebagai wujud kepedulian
untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Khusus bagi para guru sekolah,
moment gerakan profesor mengajar harus dijadikan sebagai sarana pembelajaran
untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas diri agar benar-benar menjadi guru
(pendidik) yang profesional.
semoga para profesor ngga stres ngadepin anak2 sekolah yah,, semoga dunia pendidikan lebih maju lagi!
BalasHapus