Bagaimana sih tanggapan kalian jika menjadi seorang guru, pada waktu mengajar di kelas ada siswa yang tidur?. Dimarahi, dibiarkan, ditegur atau ditertawakan? Pasti para bapak ibu guru punya cara masing-masing dalam menyikapi keadaan tersebut. Mungkin ada bapak/ibu guru yang langsung menegur siswa yang sedang tidur tersebut, mungkin juga ada yang langsung membangunkan, atau bahkan ada yang membiarkannya.
Kalau Saya sih, Saya biarkan saja siswa
tersebut tidur, apalagi siswa Saya adalah siswa sekolah luar biasa (SLB). Nah,
baru-baru ini waktu Saya mengajar di kelas X Tunagrahita Sedang ada seorang siswa
yang tertidur. Meskipun teman-temannya sedang gaduh, ternyata siswa tersebut
tidak terpengaruh dan masih terlelap dalam tidurnya. Ketika ada teman sekelasnya
yang akan membangunkannya justru Saya larang.
Anak-anak berkebutuhan khusus berbeda
dengan siswa di sekolah formal (umum), dimana ketika proses belajar mengajar mereka akan fokus dengan
pelajarannya. Namun, berbeda dengan anak-anak SLB ketika belajar di kelas ada
yang tenang, ada yang ramai, bercanda, tertawa, menangis dan bahkan terkadang
bertengkar antar siswa merupakan pemandangan yang sering terjadi. Namun demikian,
hal tersebut harus Saya sikapi secara bijak, mengingat anak-anak yang sedang Saya
hadapi adalah anak-anak berkebutuhan khusus.
Siswa tertidur di kelas sesungguhnya bukan
kali pertama itu saja yang Saya jumpai, apalagi saat mengajar di kelas
Tunagrahita sering Saya menemui kejadian serupa. Sikap Saya tetap sama, yaitu
membiarkan siswa yang tertidur tersebut melanjutkan tidurnya dan Saya melarang
temannya mengganggunya. Karena Saya yakin bahwa siswa tersebut sedang menikmati
kenyamanan yang mungkin saja tidak ia dapati selain waktu tersebut.
Saat siswa yang tertidur tersebut
bangun, barulah Saya melakukan pendekatan individual dengan menanyakan alasan siswa
tersebut tidur di kelas. Tak lupa Saya memberikan nasihat, masukan kepada siswa
tersebut agar tidak tidur di kelas lagi. Perlakuan terhadap anak berkebutuhan
khusus memang memerlukan strategi khusus dan metode yang berbeda-beda
tergantung karakteristik yang dimiliki oleh anak-anak tersebut. Hal itu bertujuan
agar anak merasa diberikan perhatian dan perlakuan yang benar sesuai yang
diinginkan anak berkebutuhan khusus.
Jad sekali lagi, kasus siswa SLB yang
tertidur di kelas adalah hal yang biasa, tidak menjadi problem bagi gurunya
maupun bagi siswa yang lain. Karena bagaimana pun juga anak-anak berkebutuhan
khusus yang mengenyam pendidikan di sekolah luar biasa harus diberikan layanan
pendidikan khusus terbaik sesuai dengan kondisi dan karakteristik yang mereka miliki.
Posting Komentar
Posting Komentar